Hai BatiKrezi Viewers, pada
tanggal 15 februari 2015 pukul 09.30 pagi toko In-gre'di.ents mengadakan kursus
memasak bolu gulung Batik. Kursus ini Bertajuk Creative Culinaire The School
Indonesia. Sekitar sembilan orang peserta yang hadir mengikuti kursus
memasak bolu gulung batik tersebut.
Peserta yang ikut dalam cooking
class tersebut terlihat sangat antusias ketika para peserta sedang mencoba
mengaplikasikan motif Batik pada kue bolu yang ada. Team BatiKrezi mendapat
kesempatan untuk mewawancarai Retno Dyah sebagai pengajar bolu gulung Batik dan
juga sebagai pencetus bolu gulung Batik.
“Saya dari kecil berkecimpung di dunia Batik dan dulu bersekolah di pingir keraton, kebetulan teman-teman saya di rumahnya banyak usaha batik tulis dan saya tertarik dengan si embok-embok yang membuat batik tulis. Seiring berjalannya waktu saya suka membatik tapi untuk konsumsi sendiri”. Tutur Retno Dyah.
“Saya dari kecil berkecimpung di dunia Batik dan dulu bersekolah di pingir keraton, kebetulan teman-teman saya di rumahnya banyak usaha batik tulis dan saya tertarik dengan si embok-embok yang membuat batik tulis. Seiring berjalannya waktu saya suka membatik tapi untuk konsumsi sendiri”. Tutur Retno Dyah.
Retno Dyah mengatakan
tercetusnya ide membuat bolu gulung Batik ini pada awal juni 2014. Ia dulunya tidak
suka masak tapi suka dengan batik, bahkan
basic awal beliau adalah melukis, anak dan suaminya pun juga seorang pelukis.
Beliau berhenti menjalani usaha
Batik dan mendalami bidang kuliner. Di awali oleh temannya yang mengajarkan tentang bolu dengan menghias bolu motif Jepang dan suatu ketika ada teman dari
Retno Dyah yang menelefon meminta di buatkan batik dan memang biasanya Retno
Dyah tidak melipat kain Batik yang ia produksi melainkan menggulung Batik
tersebut. Disitulah ide tentang bolu gulung Batik muncul.
Retno Dyah bahkan telah mengajar tentang bolu gulung Batik ini hingga
ke Batam, Surabaya, Pontianak, Jogja dan Bandung. Ia mengaku lebih sulit
membatik di baju di banding di bolu. Bahkan untuk membuat Batik di 1 kain bisa memakan
waktu 3 bulan, sedangkan di bolu hanya setengah jam sampai satu jam waktu yang di
butuhkan dan bisa langsung terlihat hasilnya.
Penggambaran batik di bolu bisa
diajarkan dengan teknik, namun bisa terlihat
dari orang yang benar-benar menicntai batik yang sangat bersungguh-sungguh
membuat motif tersebut ketimbang dengan orang yang hanya sekedar melukis batik
di atas bolu tersebut. Hasilnya akan terlihat berbeda.
“Biasanya setiap saya mengajar saya selalu
mengatakna tebarkan virus bolu batik,
yang kita tau virus itu akan menyebar dengan cepatnya. Harapan saya Batik itu
Indonesia jangan di akui oleh negara lain. Mungkin dengan kain batik udah biasa
namun saya membawa bolu gulung batik, ke
cintaan saya dengan batik bisa saya apresiasikan”. Itulah harapan Retno Dyah untuk
bolu gulung batik.
Bolu gulung Batik merupakan
hasil kreativitas anak bangsa, kreativitas dalam melestarikan budaya kita jangan
sampai terhenti. Kita harus mencari cara untuk melestarikan budaya kita salah
satunya dengan kreativitas.
How To Make Money On Sports Betting
BalasHapusOnline sports betting 출장안마 is herzamanindir.com/ available for a whole host of US and European sports https://jancasino.com/review/merit-casino/ betting งานออนไลน์ markets. Some US states, gri-go.com like Louisiana and New Jersey, allow